1. Persiapan Permukaan
Mempersiapkan permukaan yang akan dicat dengan baik akan menghasilkan kualitas pengecatan yang maksimal, karena pada umumnya kagagalan pengecatan dipengaruhi oleh persiapan permukaan yang buruk. Indikator dari permukaan yang baik dinilai dari kehalusan permukaan, kebersihan permukaan dari karat, lemak dan kotoran lainnya.
Persiapan permukaan dapat dilakukan dengan kimiawi misalnya dengan pengasaman (pickling) yaitu dengan pengolesan bodi kendaraan
dengan zat asam, tetapi pengasaman ini sebatas untuk menghentikan serangan korosi pada logam.
Setelah pengasaman komponen dicuci dan dikeringkan dengan cermat guna menghilangkan semua bahan kimia aktif dari celah-celah dan lubang-lubang, serta untuk menjamin agar cat dapat merekat erat pada logam.
Cara lain adalah dengan dibersihkan dengan amplas dan dikombinasikan dengan semprotan air untuk membasuh semua debu, menghilangkan produk korosi, dan kotoran yang dapat larut dalam air.
Untuk menghilangkan kotoran berupa karat dapat dilakukan dengan cara:
a. Membersihkan permukaan metal yang akan diperbaiki dengan multi thinner dan dikeringkan.
b. Amplas permukaan bodi / panel dengan amplas no. 150
c. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan dikeringkan.
d. kemudian lakukan pemoksian dengan poksi primer pencampuran epoxy primer harus diperhatikan sebelum melakukan pemoksian perbandingan 1:5:1,5.
Pengeringan poksi selama 1 hari dan ada juga yang cepat kering.
2. Dempul
Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak rata atau penyok dalam, membentuk suatu bentuk dan membuat permukaan halus.
Terdapat beberapa tipe dempul, tergantung kedalaman penyok yang harus diisi dan material yang akan digunakan.
Dempul terdapat tiga jenis yaitu (1) polyester putty (dempul plastik), pada umumnya mengandung extender pigment dan dapat membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan tekstur kasar, (2) epoxy putty, digunakan untuk memperbaiki resin part, tetapi dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan lebih buruk dari polyster, (3) lacquer putty digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (paint hole) atau penyok kecil setelah surfacer.
Pengolesan dempul dilakukan setelah permukaan dibersihkan dari debu, gemuk minyak, air dan kotoran lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2 % hardener (untuk dempul tipe dua komponen).
Kemudian mengulaskan tipis-tipis secara merata (maksimal 5 mm), dan kemudian dikeringkan pada udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10 menit.
Setelah dempul kering kemudian diamplas untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus.
Secara rinci ikuti langkah-langkah berikut :
a) Oleskan dempul yang telah dicampur hardener untuk mengisi bagianbagian
yang tidak rata. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau
dikeringkan dengan lampu infra merah pada suhu ± 50 ° C selama 10
menit.
b) Amplas permukaan yang sudah didempul dengan no. 320 dan no. 400.
c) Bersihkan permukaan dari debu
Gambar panel body setelah dipoksi dan pendempulan
d) Sebelum pengecatan dimulai lakukan pemoksian ulang dengan poksi filler untuk menutupi bagian panel atau body yang sudah didempul akan tetapi sebelum itu amplas dlu dengan amplas basah no 400 selesai itu baru dapat dimulai melakukan pemoksian filler.
e) Setelah itu tutup bagian yang tidak perlu di cat supaya tidak mengenai bagian panel/ bodi yang tidak perlu di cat sewaktu pengecatan.
3. Pengoperasian pengecatan
a. Menggunakan Spraygun
Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah dan jari manis.
Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga sikap rileks tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah dan jari manis.
b. Menggerakkan Spraygun
Ada empat hal penting dalam menggerakkan spraygun, yaitu: (1) jarak spraygun, (2) sudut spraygun, (3) kecepatan langkah ayun, (4) pola tumpang-tindihnya/ Overlapping.
1. Jarak Pengecatan
Gambar Jarak yang sesuai
Jarak pengecatan atau jarak antara spraygun dan area yang dicat untuk masing-masing cat berbeda, tergantung dari proses dan obyek yang akan dicat. Bila terlalu dekat akan mengakibatkan cat meleleh dan bila terjadi pada cat metalik akan menimbulkan belang-belang yang diakibatkan oleh partikel metalik yang mengumpul. Bila jaraknya terlalu jauh mengakibatkan permukaan menjadi kasar.
Untuk jarak penyemprotan yang tidak teratur akan mengakibatkan hasil pengecatan yang belang-belang dan tidak mengkilap. Jarak spraygun secara umum 15-20 cm, untuk jenis acrylic lacquer : 10-20 cm dan enamel: 15 – 25 cm.
Gambar Jarak pengecatan
2. Sudut Spraygun
Dalam melakukan penyemprotan cat, posisi badan harus diposisikan sejajar dengan benda kerja serta mengikuti dari bentuk benda kerja, mendatar atau melengkung. Arah penyemprotan membentuk sudut 900 dari bidang kerja. Untuk menghindari kelelahan dalam bekerja, pengecatan dilakukan dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas.
3. Kecepatan Pengecatan
Kecepatan gerak alat semprot hendaknya stabil, baik dengan arah horizontal maupun vertikal. Jika terlalu lambat, cat akan meleleh,bila terlalu cepat maka hasil pengecatan kurang rata. Jika kecepatannya kurang stabil maka akan diperoleh hasil pengecatan yang tidak rata dan kurang mengkilap. Kecepatan gerak spraygun harus konstan, yang dianjurkan kira-kira 12 feet/detik.
4. Pola Tumpang Tindih (Overlapping)
Overlapping adalah suatu teknik pengecatan pada permukaan benda kerja, sehingga penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan menyambung.
Tujuannya adalah :
• Menghindarkan terjadinya tipis
• Menghindarkan adanya perbedaan warna
• Untuk mendapatkan ketebalan lapisan cat yang merata
• Mencegah tidak adanya cat pada lapisan pertama dan berikutnya.
1) Overlapping pada bidang vertikal
Pada umumnya dilakukan oleh seorang operator secara berkesinambungan.
2) Overlapping pada bidang horizontal
Dikerjakan oleh dua orang operator secara berpasangan. Operator A lebih dahulu menyemprot benda kerja, kemudian diikuti oleh operator B
3) Overlapping pada bidang permukaan sambungan
Penyemprotan pada bidang perpotongan (misal fender, pintu, dsb) perlu diperhatikan pada waktu mulai menyemprot dan berikutnya tidak boleh tepat pada garis perpotongan dan posisi spraygun harus benar-benar tegak lurus. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tipis dan meleleh.
4. Pengecatan Akhir
Cat akhir merupakan cat yang memberikan perlindungan permukaan sekaligus untuk menciptakan keindahan dalam penampilan corak/ performance kendaraan.
Oleh karena itu pengecatan akhir harus hati-hati, sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal dan melapisi permukaan sesuai dengan umur yang dikehendaki jika dilakukan pada kondisi udara yang tepat.
Pengecatan untuk warna solid
a. Semprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 2-5 menit.
b. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu ± 40 ° C selama 15 menit.
c. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam
Pengecatan untuk warna Metalic
a. amplas dahulu sebelum dicat dengan amplas 1500 kemudian dapat dilanjutkan melakukan pengecatan,Semprotkan 3 lapis top coat metalic yang sudah diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit.
b. Biarkan kering diudara selama 15 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu ± 55°C selama 15 menit.
c. Bersihkan permukaan top coat dengan kain lap penarik debu.
d. Semprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah dicampur hardener dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit. Biarkan kering selama 1 jam.
e. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam.
dengan zat asam, tetapi pengasaman ini sebatas untuk menghentikan serangan korosi pada logam.
Setelah pengasaman komponen dicuci dan dikeringkan dengan cermat guna menghilangkan semua bahan kimia aktif dari celah-celah dan lubang-lubang, serta untuk menjamin agar cat dapat merekat erat pada logam.
Cara lain adalah dengan dibersihkan dengan amplas dan dikombinasikan dengan semprotan air untuk membasuh semua debu, menghilangkan produk korosi, dan kotoran yang dapat larut dalam air.
Untuk menghilangkan kotoran berupa karat dapat dilakukan dengan cara:
a. Membersihkan permukaan metal yang akan diperbaiki dengan multi thinner dan dikeringkan.
b. Amplas permukaan bodi / panel dengan amplas no. 150
c. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan dikeringkan.
d. kemudian lakukan pemoksian dengan poksi primer pencampuran epoxy primer harus diperhatikan sebelum melakukan pemoksian perbandingan 1:5:1,5.
Pengeringan poksi selama 1 hari dan ada juga yang cepat kering.
2. Dempul
Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak rata atau penyok dalam, membentuk suatu bentuk dan membuat permukaan halus.
Terdapat beberapa tipe dempul, tergantung kedalaman penyok yang harus diisi dan material yang akan digunakan.
Dempul terdapat tiga jenis yaitu (1) polyester putty (dempul plastik), pada umumnya mengandung extender pigment dan dapat membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan tekstur kasar, (2) epoxy putty, digunakan untuk memperbaiki resin part, tetapi dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan lebih buruk dari polyster, (3) lacquer putty digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (paint hole) atau penyok kecil setelah surfacer.
Pengolesan dempul dilakukan setelah permukaan dibersihkan dari debu, gemuk minyak, air dan kotoran lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2 % hardener (untuk dempul tipe dua komponen).
Kemudian mengulaskan tipis-tipis secara merata (maksimal 5 mm), dan kemudian dikeringkan pada udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10 menit.
Setelah dempul kering kemudian diamplas untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus.
Secara rinci ikuti langkah-langkah berikut :
a) Oleskan dempul yang telah dicampur hardener untuk mengisi bagianbagian
yang tidak rata. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau
dikeringkan dengan lampu infra merah pada suhu ± 50 ° C selama 10
menit.
b) Amplas permukaan yang sudah didempul dengan no. 320 dan no. 400.
c) Bersihkan permukaan dari debu
Gambar panel body setelah dipoksi dan pendempulan
d) Sebelum pengecatan dimulai lakukan pemoksian ulang dengan poksi filler untuk menutupi bagian panel atau body yang sudah didempul akan tetapi sebelum itu amplas dlu dengan amplas basah no 400 selesai itu baru dapat dimulai melakukan pemoksian filler.
e) Setelah itu tutup bagian yang tidak perlu di cat supaya tidak mengenai bagian panel/ bodi yang tidak perlu di cat sewaktu pengecatan.
3. Pengoperasian pengecatan
a. Menggunakan Spraygun
Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah dan jari manis.
Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga sikap rileks tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah dan jari manis.
b. Menggerakkan Spraygun
Ada empat hal penting dalam menggerakkan spraygun, yaitu: (1) jarak spraygun, (2) sudut spraygun, (3) kecepatan langkah ayun, (4) pola tumpang-tindihnya/ Overlapping.
1. Jarak Pengecatan
Gambar Jarak yang sesuai
Jarak pengecatan atau jarak antara spraygun dan area yang dicat untuk masing-masing cat berbeda, tergantung dari proses dan obyek yang akan dicat. Bila terlalu dekat akan mengakibatkan cat meleleh dan bila terjadi pada cat metalik akan menimbulkan belang-belang yang diakibatkan oleh partikel metalik yang mengumpul. Bila jaraknya terlalu jauh mengakibatkan permukaan menjadi kasar.
Untuk jarak penyemprotan yang tidak teratur akan mengakibatkan hasil pengecatan yang belang-belang dan tidak mengkilap. Jarak spraygun secara umum 15-20 cm, untuk jenis acrylic lacquer : 10-20 cm dan enamel: 15 – 25 cm.
Gambar Jarak pengecatan
2. Sudut Spraygun
Dalam melakukan penyemprotan cat, posisi badan harus diposisikan sejajar dengan benda kerja serta mengikuti dari bentuk benda kerja, mendatar atau melengkung. Arah penyemprotan membentuk sudut 900 dari bidang kerja. Untuk menghindari kelelahan dalam bekerja, pengecatan dilakukan dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas.
3. Kecepatan Pengecatan
Kecepatan gerak alat semprot hendaknya stabil, baik dengan arah horizontal maupun vertikal. Jika terlalu lambat, cat akan meleleh,bila terlalu cepat maka hasil pengecatan kurang rata. Jika kecepatannya kurang stabil maka akan diperoleh hasil pengecatan yang tidak rata dan kurang mengkilap. Kecepatan gerak spraygun harus konstan, yang dianjurkan kira-kira 12 feet/detik.
4. Pola Tumpang Tindih (Overlapping)
Overlapping adalah suatu teknik pengecatan pada permukaan benda kerja, sehingga penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan menyambung.
Tujuannya adalah :
• Menghindarkan terjadinya tipis
• Menghindarkan adanya perbedaan warna
• Untuk mendapatkan ketebalan lapisan cat yang merata
• Mencegah tidak adanya cat pada lapisan pertama dan berikutnya.
1) Overlapping pada bidang vertikal
Pada umumnya dilakukan oleh seorang operator secara berkesinambungan.
2) Overlapping pada bidang horizontal
Dikerjakan oleh dua orang operator secara berpasangan. Operator A lebih dahulu menyemprot benda kerja, kemudian diikuti oleh operator B
3) Overlapping pada bidang permukaan sambungan
Penyemprotan pada bidang perpotongan (misal fender, pintu, dsb) perlu diperhatikan pada waktu mulai menyemprot dan berikutnya tidak boleh tepat pada garis perpotongan dan posisi spraygun harus benar-benar tegak lurus. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tipis dan meleleh.
4. Pengecatan Akhir
Cat akhir merupakan cat yang memberikan perlindungan permukaan sekaligus untuk menciptakan keindahan dalam penampilan corak/ performance kendaraan.
Oleh karena itu pengecatan akhir harus hati-hati, sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal dan melapisi permukaan sesuai dengan umur yang dikehendaki jika dilakukan pada kondisi udara yang tepat.
Pengecatan untuk warna solid
a. Semprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 2-5 menit.
b. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu ± 40 ° C selama 15 menit.
c. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam
Pengecatan untuk warna Metalic
a. amplas dahulu sebelum dicat dengan amplas 1500 kemudian dapat dilanjutkan melakukan pengecatan,Semprotkan 3 lapis top coat metalic yang sudah diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit.
b. Biarkan kering diudara selama 15 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu ± 55°C selama 15 menit.
c. Bersihkan permukaan top coat dengan kain lap penarik debu.
d. Semprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah dicampur hardener dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit. Biarkan kering selama 1 jam.
e. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam.
15 comments
commentsthanks tips dan cara nya ya, mau coba praktekin hehehe
ReplyThanks..sangat bermnfaat.
ReplyTerimakasih informasinya
ReplyInformatif sekali artikelnya
ReplyBagus
Replyuntuk kendaraan berbasis cat metalik, apakah setelah di cat metalik beberapa lapis kemudian dikeringkan selanjutnya poles atau langsung ditutup dengan clear baru kemudian poles ?
Replyyups gan yg betul yg gimana ya
Replymetalik dan solid itu beda.jangan amplas cat metalik jika anda tidak ingin hasil belang sperti kabut tak braturan.lain halnya dengan cat solid yg boleh di amplas.
ReplyTerima kasih infonya saudaraku..
Replytanya ni ma teman2,beraoa idealnya perbandingn cat den tinner,dan untuk clear berapa pula perbandingan tinner,hardnes,untuk dapt hasil yg mantap
ReplyLapisan caT apa meszki dipoxi dulu
ReplyJadi sebelum di dempul, pake epoxy primer dulu ya gan?
ReplyJadi sebelum di dempul, pake epoxy primer dulu ya gan?
ReplyMaaf gan kalo untuk nge clear apakah permukaan yg sudah di cat harus di amplas halus dulu apa langsung di clear.mhon jawabannya
Reply